Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh
Desy,S.Pd
CGP Angkatan 2 Kabupaten Bengkalis Riau
Sekolah merupakan lembaga yang perannya sangat penting yaitu menumbuhkembangkan potensi dasar yang dimiliki oleh setiap murid. Dalam hal ini sekolah tidak hanya berperan untuk memberi nilai akademis murid saja, tapi sekolah juga berfungsi memberikan pelayanan dan bimbingan kepada murid dalam berbagai aspek diantaranya tingkah laku, intelektual, tata krama hingga budi pekerti. Maka sekolah yang merupakan institusi yang bersifat moral ini tidak akan terlepas dari permasalahan-permasalahan yang bersifat dilema etika maupun bujukkan moral. Guru sebagai pendidik dan pengajar disekolah tentunya harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik permasalahan pada murid maupun permasalahan dalam lingkungan sekolah tersebut. Disinilah pentingnya guru harus memahami dan mampu menerapkan keterampilan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran
Tujuan pendidikan sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru adalah teladan bagi muridnya, sesuai dengan Filosofis Ki Hajar Dewantara dalam Pratap Trilokanya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Filososfis pratap triloka ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran baik didalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Ing Ngarso Sung Tulodo (didepan memberi contoh) dalam hal ini guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaklah berhati-hati dan penuh pertimbangan ketika mengambil sebuah keputusan terhadap sebuah masalah baik di kelas maupun di dalam komunitas sekolah karena akan menjadi teladan bagi muridnya. Ing Madyo Mangun Karso (ditengah membangun kekuatan dan terus berkarya) disini guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberikan kekuatan dan semangat pada murid untuk dapat mengambil keputusan yang bijaksana. Tut Wuri Handayani (dari belakang memberikan dorongan), guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya mampu memberikan dorongan serta dukungan pada murid dalam mengambil keputusan yang bijaksana.
Pengaruh Nilai-Nilai yang Tertanam pada Diri terhadap Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Nilai-nilai yang tertanam pada diri meliputi nilai kemanusiaan, nilai kejujuran nilai toleransi, nilai kepedulian, nilai kebenaran, nilai keadilan. Hal ini diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki 3 prinsip :
- Prinsip berbasis Hasil akhir ( Ends -Based Thinking)
- Prinsip berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Prinsip berbasis Rasa peduli (Care-Based Thinking)
Kaitan Kegiatan Coaching dengan Pengujian Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Coaching adalah sebuah proses kolaborasi antara coach dan coachee yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Guru sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu menjadi seorang coach yang baik bagi rekan guru maupun murid, sehingga mampu mengarahkan coachee (rekan guru atau murid) dalam mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Dilema etika dan bujukan moral
Dalam permasalahan-permasalahan yang kita hadapi baik di sekolah, dikehidupan pribadi atau masyarakat kita sering menemukan ada permasalahn tersebut yang sifatnya bujukkan moral dan adapula yang sifatnya merupakan dilema etika. Ada perbedaan antara kedua permasalahan tersebut. Bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah, dengan kata benar vs salah. Dalam permaslahan yang sifatnya bujukan moral ini akan lebih mudah kita memutuskan, karena pastinya kita akan mengambil pilihan yang benar, untuk yang salah tentunya kita akan lakukan hal-hal yang akan memberikan pemahaman bahwa pilihan tersebut tidak akan kita lakukan. Sementara Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Dengan kata lain dua keadaan tersebut adalah benar vs benar. Disinilah sebuah keputusan itu akan rumit kita ambil, jika kita tidak memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang bijaksana.
Pembahasan Studi Kasus yang Fokus Pada Masalah Moral atau Etika terhadap Nilai-nilai yang Dianut Seorang Pendidik.
Dalam penyelesaian masalah yang bersifat dilema etika, agar keputusan yang diambil betul-betul keputusan yang bijaksana sebagai seorang pemimpin pembelajaran, maka ada tahapan yang harus dilakukan. Yaitu dengan menentukan paradigma, prinsip dan mengikuti 9 langkah pengujian keputusan. Ada 4 macam Paradigma dan kita akan menentukan paradigma mana yang terjadi pada kasus atau permasalahan yang dihadapi. Paradigma tersebut adalah :
- Individu lawan masyarakat
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan
- Kebenaran lawan kesetiaan
- Jangka pendek lawan jangka panjang
Selanjutnya tentukan prinsip yang akan dipakai. Ada 3 prinsip yang bisa kita gunakan yakni Prinsip berbasis Hasil akhir, Prinsip berbasis Peraturan atau Prinsip berbasis Rasa peduli. Dan terakhir kita lakukan 9 langkah pengujian keputusan meliputi, mengenali bahwa ada nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus tersebut, siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut, apa fakta yang relevan terhadap kasus tersebut, pengujian benar atau salah (Uji Legalitas, Uji Regulasi, Uji Intuisi, Uji halaman depan koran/publikasi, Uji Idola), menentukan paradigma yang terjadi, prinsip apa yang dipakai dalam mengambil keputusan, investigasi Opsi Trilemma, menentukan keputusan, refleksi terhadap keputusan yang diambil.
Dampak Pengambilan Keputusan yang Tepat
Pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan berdampak positif baik bagi lingkungan maupun murid itu sendiri. Keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi lingkungan dan komunitas sekolah serta berdampak pada terwujudnya merdeka belajar.
Kesulitan-kesulitan dalam Menjalankan Pengambilan Keputusan Terhadap Kasus-kasus Dilema Etika.
Proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak kseulita-kesulitan yang sering dihadapi dalam pengambilan keputusan tersebut diantaranya paradigma yang terjadi menyulitkan untuk membuat sebuah keputusan, karena dalam dilema etika memutuskan satu hal untuk 2 keadaan yang benar, perbedaan pandangan dari warga sekolah, dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh budaya dan lingkungan sekitar.
Pengaruh Pengambilan Keputusan dengan Pengajaran yang Memerdekakan Murid dan Masa Depan Murid.
Pengambilan keputusan biasanya terkait dengan segala hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran dalam kelas dan juga diluar kelas namun masih dalam komunitas sekolah. Contohnya adalah menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan potensi murid, mengarahkan atau menuntun murid sesuai kodratnya. Keputusan-keputusan tersebut akan berpengaruh pada pengajaran yang bertujuan memerdekakan murid. Selain itu, keputusan-keputusan tersebut juga dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-murid.
Kesimpulan dan Keterkaitan dengan Modul Sebelumnya.
- Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan yang begitu hati-hati yang bertujuan menciptakan situasi yang membuat semua komunitas sekolah mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
- Nilai-nilai seorang guru seperti mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada murid akan mendukung dan memperkuat seorang guru dalam pengambilan keputusan yang bijaksana sebagai pemimpin pembelajaran.
- Proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam komunitas sekolah, akan mampu menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman, yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi sekolah sekaligus akan menciptakan Budaya Positif di sekolah.
- Pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan salah cara memfasilitasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda akan dapat di terapkan dengan keputusan yang tepat yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran.
- Guru sebagai pemimpin pembelajaran juga harus mampu memutuskan kapan dan teknik apa yang harus dilakukan pada murid sehubungan dengan Pembelajaran Social Emosional yang bertujuan untuk mengelola emosi dan melatih murid membuat keputusan yang bertanggungjawab.
- Dengan adanya pengetahuan tentang tahap-tahap pengambilan keputusan seperti penentuan paradigma, penentuan prinsip serta 9 Langkah pengujian, maka diharapkan guru sebagai coach akan semakin matang dan terarah dalam membantu coachee untuk mencari solusi terhadap masalahnya sendiri pada kegiatan coaching.